Seharian Media Gathering di Bandung yang Penuh Kejutan

media gathering di Lembang Bandung.

Penulis: Andi Topan (peserta media gathering bareng Bellva Adventure)

Langit pagi masih sedikit mendung ketika bus pariwisata itu berhenti di depan kantor redaksi. Kami—sekitar tiga puluh wartawan dari berbagai media, satu per satu menaiki kendaraan sambil membawa secercah penasaran.

Tujuan kami belum disebutkan secara gamblang. Panitia hanya berbisik singkat, “Bawa pakaian ganti dan semangat terbuka.”

Itulah awal dari pengalaman tak terlupakan dalam media gathering yang diadakan oleh salah satu perusahaan teknologi besar di Indonesia.

Bagi kami yang terbiasa mengejar berita, memburu narasumber, dan menulis dengan tenggat waktu mepet, hari itu menjadi semacam pelarian yang menyenangkan. Kali ini, bukan kami yang mencari cerita, ceritalah yang mendatangi kami.

Sapaan Hangat dan Kopi Pagi

Setiba di lokasi, sebuah villa di kawasan Puncak yang dikelilingi pepohonan rindang, kami disambut secangkir kopi hangat dan senyuman tulus dari tim PR perusahaan.

Tak ada sambutan formal, hanya percakapan santai dan tawa ringan yang membuat suasana langsung mencair. Beberapa jurnalis senior saling berkelakar, sementara kami yang baru bergabung di dunia media duduk di pinggir, masih mencoba memahami ritme pertemuan ini.

“Akhirnya bisa ketemu juga di luar zoom,” celetuk salah satu peserta sambil tertawa, mengundang gelak yang menyebar ke seluruh ruangan.

Ice Breaking dan Tumbuhnya Keakraban

Sesi permainan ringan dimulai setelah sarapan. Ada tantangan komunikasi dua arah yang membuat kami harus saling mendengar dan percaya pada rekan satu tim.

Dari situ, perlahan kami yang awalnya canggung mulai menyatu. Tak lagi ada sekat antar media, tak lagi terasa perbedaan senior-junior. Yang ada hanya sekelompok orang yang tengah menikmati kebersamaan.

“Aku nggak nyangka bisa kerja sama sama wartawan dari media nasional besar. Selama ini cuma lihat byline-nya doang di internet,” ujar Dita, reporter dari media lokal yang duduk di sebelah saya.

Belajar di Tengah Alam

Setelah makan siang, sesi diskusi dimulai. Namun, alih-alih di dalam ruangan dengan presentasi kaku, kami duduk melingkar di bawah pohon pinus.

Seorang narasumber dari perusahaan bercerita tentang strategi komunikasi publik yang efektif, dikaitkan dengan etika jurnalisme dan tantangan era digital. Diskusi berlangsung dua arah, penuh tanya jawab dan saling melengkapi.

“Saya suka banget sama cara mereka ngajak ngobrol. Nggak ada kesan menggurui,” ujar Anton, jurnalis dari Jakarta. “Malah kita jadi lebih tahu gimana posisi mereka di tengah-tengah pemberitaan yang kadang sensitif.”

Ada momen ketika narasumber berbagi kisah krisis komunikasi yang pernah mereka alami, lengkap dengan bagaimana mereka merespons media. Bagi kami, cerita itu bukan hanya menarik, tapi juga membuka perspektif baru.

Kembali Jadi Anak-anak di Sesi Outbound

Usai diskusi, kami diarahkan ke lapangan belakang yang sudah disiapkan untuk sesi outbound. Inilah bagian paling menyenangkan, dan mungkin paling tidak terduga.

Bermain estafet air, tarik tambang, hingga lomba memindahkan bola pingpong menggunakan sendok yang digigit, membuat kami tertawa lepas. Beberapa wartawan yang biasanya tampil serius di ruang jumpa pers kini tak sungkan berlarian, berteriak, bahkan saling bercanda habis-habisan.

“Lama banget nggak ketawa segini lepasnya,” kata Nando, jurnalis foto yang wajahnya hampir selalu tertutup kamera. “Biasanya yang aku jepret yang seru, sekarang malah aku yang dijepret.”

Malam Api Unggun dan Kisah-Kisah Jujur

Malam hari, kami berkumpul di sekitar api unggun. Sambil menikmati jagung bakar dan wedang jahe, satu per satu peserta diminta berbagi cerita paling mengesankan selama jadi jurnalis. Ada yang lucu, ada yang mengharukan, bahkan ada yang membuat kami terdiam sesaat karena saking menyentuhnya.

Dari cerita tentang tertinggal kapal saat liputan bencana, hingga kisah liputan investigasi yang penuh risiko, semua cerita disampaikan dengan tulus. Ada rasa haru ketika kami menyadari, ternyata pekerjaan yang kami jalani tak selalu terlihat keras dari luar, tapi penuh perjuangan dari dalam.

“Saya nulis berita hampir setiap hari, tapi baru malam ini saya merasa benar-benar didengarkan,” ujar seorang wartawan perempuan dengan mata berkaca-kaca.

Pulang dengan Energi Baru

Pagi berikutnya, sebelum pulang, kami diajak menulis satu paragraf tentang apa yang kami pelajari dari media gathering ini. Hasilnya dikumpulkan dalam sebuah buku kecil, lalu dibagikan kembali kepada kami masing-masing sebagai kenang-kenangan.

Saya menulis: “Hari ini saya tidak hanya pulang dengan oleh-oleh cerita, tapi juga pulang dengan rasa hormat yang lebih dalam kepada profesi ini dan kepada rekan-rekan sejawat yang diam-diam juga sedang berjuang.”

Media gathering ini mungkin hanya dua hari, tetapi dampaknya jauh lebih panjang. Kami pulang dengan semangat yang diperbarui, jaringan yang diperluas, dan persahabatan yang diperkuat.

Di tengah dunia yang kian cepat dan penuh tekanan, pertemuan sederhana seperti ini mampu mengingatkan kami tentang nilai-nilai dasar: komunikasi, empati, dan rasa saling percaya.

Terima kasih, Bellva Adventure Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Lainnya
SOLUSI Acara Kantor Jadi Spektakuler, Bos Senang Tanpa Drama!

Free Konsultasi untuk 10 Orang Pertama Hari ini

Promo Ya, Saya Mau !
error: Sorry, you can\\\\\\\\\\\\\\\'t do this...